Sebelum membahas tentang AC lebih lanjut, perlu kita ketahui bahwa AC tidak selalu solusi paling ekonomis dan efektif untuk mendinginkan sebuah ruangan. Dalam beberapa kasus, sistem pendingin alternatif bisa menjadi solusi yang lebih baik. Misalnya, bila suhu ruangan tidak perlu didinginkan terlalu jauh dari kondisi awalnya dan kelembapan udara bukan masalah, pendingin berbasis air (biasa disebut air cooler atau evaporative cooler) bisa menjadi solusi yang lebih ekonomis. Kipas angin juga sering dipakai untuk membuat ruangan yang panas lebih nyaman dengan menciptakan pergerakan udara di dalam ruangan. Tapi kipas angin tidak bisa menurunkan suhu ruangan itu sendiri. Baik air cooler maupun kipas angin lebih hemat listrik dibandingkan AC.
Untuk ruangan yang suhunya perlu diturunkan secara signifikan, AC masih menjadi pilihan paling populer. Memang ada teknologi-teknologi pendingin lain yang bisa memberikan penurunan suhu sebanding dengan AC. Misalnya sistem pendinginan absorpsi yang efisiensi energi listriknya lebih bagus daripada AC biasa, tapi sistem ini lebih rumit dan mahal, serta membutuhkan sumber energi panas yang murah. Ada juga sistem pendingin termoelektrik yang berbasis efek pendinginan Peltier. Sistem ini sangat sederhana tapi efisiensi listriknya lebih rendah daripada AC biasa.
Jadi sampai sekarang belum ada teknologi alternatif yang bisa mengalahkan gabungan kesederhanaan, harga dan efektivitas AC. Tapi ini bukan berarti efektivitas penggunaan AC di lapangan sudah bagus dan tanpa masalah. Justru sebaliknya! Tentunya kita pernah masuk ke sebuah ruangan ber-AC yang terasa panas, padahal AC itu mungkin sudah dinyalakan dengan kecepatan kipas maksimal dan suhunya sudah diatur paling rendah. Anehnya, kalau diperiksa, udara yang keluar dari AC terasa dingin. Kondisi ini biasanya disebabkan AC yang dipasang kapasitasnya terlalu kecil atau lokasi pemasangannya tidak ideal. Akibatnya bukan hanya membuat suhu ruangan tidak sesejuk yang diharapkan, tetapi konsumsi listriknya sangat tinggi dan AC tersebut cepat rusak.
Mari sejenak kita menilik cara kerja AC. Sebuah AC bisa dilihat sebagai sebuah pompa yang memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar. Karena itu semua AC selalu punya bagian yang ditaruh di dalam ruangan yang meniupkan udara sejuk, dan bagian yang ditaruh di luar ruangan yang membuang panas ke luar. Jantung sebuah AC adalah alat yang disebut kompresor. Kompresor ini adalah komponen yang paling banyak mengkonsumsi listrik dalam sebuah sistem AC.
Sebuah AC juga biasanya dilengkapi dengan sebuah alat yang disebut termostat, bertugas untuk memantau suhu udara ruangan. Ketika sudah mencapai suhu yang diinginkan, maka kompresor akan dimatikan (untuk sistem bukan inverter) atau diturunkan kecepatannya (untuk sistem inverter). Tujuannya adalah supaya ruangan tidak jadi terlalu dingin dan bisa menghemat konsumsi listrik.