Rina juga memberikan latar belakang mengapa Kinanti tertarik ke dunia jamu. Latar belakang perkenalan Kinanti dengan jamu yang disampaikan oleh Rina ini membuat alur cerita menjadi wajar. Kinanti mengalami perundungan oleh teman sekolahnya. Ia mengalami luka-luka. Saat Kinanti ke rumah budenya – karena takut langsung pulang ke rumah, Kinanti diobati oleh budenya.
Ternyata obat herbal yang dibuat oleh budenya membuat sakitnya berkurang. Mulai saat itulah Kinanti menjadi tertarik dengan jamu. Sejak itu Kinanti menjadi tekun belajar tentang jamu. Bahkan ia sudah mulai membuat jamu dan dijual ketika ia masih SMA dan masih tinggal di Wonosobo.
Kinanti lebih tertarik untuk membantu di toko daripada meneruskan sekolah. Meski Kinanti tidak ingin melanjutkan sekolah, namun kedua orangtuanya ingin ia menjadi sarjana. Maka Kinanti memutuskan untuk bersekolah di Solo. Di kota inilah ia bertemu dengan Pandu Buana Widyanata (Ng Tiong Bik).
Kinanti yang mempunyai cita-cita membuat usaha jamu merasa cocok dengan Pandu. Apalagi keluarga Pandu adalah keluarga yang usahanya adalah jual beli rempah-rempah. Kinanti bermimpi bahwa ia bisa bekerja membantu usaha keluarga Pandu dan mengembangkan usaha dengan membuat jamu sendiri. Kinanti memutuskan untuk berhenti kuliah dan menikah dengan Pandu.
Namun cita-cita Kinanti harus bertabrakan dengan kenyataan. Cik Tanti, kakak perempuan Pandu tidak mengijinkan Kinanti membantu usaha rempah. Cik Tanti memang tidak menyukai Kinanti karena alasan ia bukan perempuan Tionghoa. Selain Kinanti tidak diijinkan bekerja di perusahaan keluarga, Pandu yang bekerja di perusahaan keluarga digaji sangat kecil.
Penghasilan yang kecil ini membuat Kinanti bertekad membantu ekonomi keluarganya. Mula-mula ia berupaya membuat jamu. Namun usaha ini dihalangi oleh Cik Tanti. Akhirnya Kinanti mendirikan toko kelontong kecil. Ia menjual emas tabungannya sebagai modal mendirikan toko kelontong. Sejak itu Kinanti patah hati dan melupakan cita-citanya mendirikan usaha jamu.